Marka Melintang: 9 Hal Penting yang Wajib Diketahui Kontraktor Proyek Jalan

Dalam setiap proyek pembangunan jalan, pemasangan marka melintang adalah salah satu tahap paling krusial. Marka ini berfungsi sebagai bahasa visual antara infrastruktur dan pengendara, memastikan lalu lintas berjalan aman dan teratur. Bagi seorang kontraktor, memahami setiap detail teknis, regulasi, dan standar kualitas adalah kunci untuk menghasilkan pekerjaan yang tidak hanya berkualitas tinggi tetapi juga sesuai dengan pedoman pemerintah.

Berikut adalah 9 hal penting terkait marka melintang yang wajib Anda ketahui sebagai kontraktor proyek jalan.

marka melintang

Baca juga : Membujur Adalah: Studi Kasus 3 Proyek Pembangunan Jalan yang Menggunakan Konsep Ini


 

1. Memahami Arti dan Fungsi Utama Marka Melintang

 

Marka melintang adalah marka jalan yang digambar tegak lurus terhadap arah lalu lintas. Contoh paling umum adalah zebra cross, garis henti, dan marka yield segitiga. Marka melintang berfungsi untuk memberikan perintah, peringatan, atau panduan kepada pengendara untuk berhenti, melambat, atau memberikan prioritas. Memahami fungsi ini adalah dasar untuk menentukan jenis, lokasi, dan bahan yang tepat.

 

2. Standar Material Cat Termoplastik

 

Mayoritas marka melintang dibuat dari cat termoplastik. Cat jenis ini dipilih karena daya tahannya yang luar biasa terhadap abrasi, cuaca ekstrem, dan beban berat. Kontraktor harus memastikan material yang digunakan telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), seperti SNI 6720:2018, yang mengatur spesifikasi bahan, ketebalan, dan retro-reflektivitas.

 

3. Pentingnya Penggunaan Glass Beads

 

Glass beads atau butiran kaca adalah komponen vital dalam pembuatan marka melintang. Butiran ini ditaburkan di atas cat yang masih basah untuk memberikan efek retro-reflektif, yang membuat marka terlihat jelas di malam hari atau dalam kondisi gelap. Tanpa butiran kaca ini, marka akan sulit terlihat, berpotensi membahayakan pengendara.

See also  Ukuran Zebra Cross: Panduan Ampuh Ukuran Ideal

 

4. Akurasi Pengukuran dan Penempatan

 

Ketepatan dalam pengukuran adalah hal yang tidak bisa ditawar. Setiap jenis marka melintang memiliki dimensi standar yang diatur oleh Kementerian Perhubungan. Misalnya, garis henti harus berada pada jarak yang aman dari persimpangan, dan zebra cross harus memiliki lebar serta jarak antar garis yang seragam. Kesalahan dalam penempatan dapat membingungkan pengemudi dan menyebabkan kecelakaan.

 

5. Pengerjaan Pra-Pengecatan yang Sempurna

 

Kualitas marka melintang sangat ditentukan oleh persiapan permukaan. Permukaan aspal harus bersih dari debu, kotoran, minyak, atau kelembaban. Mengabaikan tahap ini dapat menyebabkan cat tidak menempel dengan baik dan mudah terkelupas, mengurangi masa pakai marka secara drastis.

 

6. Pengendalian Kualitas di Lapangan

 

Setelah pemasangan, penting untuk melakukan serangkaian pengujian. Pengujian meliputi uji ketebalan cat, uji retro-reflektivitas menggunakan alat khusus, dan uji daya rekat. Pengendalian kualitas yang ketat memastikan bahwa pekerjaan memenuhi semua spesifikasi teknis yang disyaratkan oleh pemerintah, seperti yang tercantum pada situs Kementerian PUPR.

 

7. Penyesuaian dengan Kondisi Cuaca

 

Cuaca sangat berpengaruh pada proses pemasangan marka melintang. Pengerjaan sebaiknya tidak dilakukan saat hujan atau kelembaban udara tinggi, karena dapat menghambat proses pengeringan dan mengurangi daya rekat cat termoplastik. Rencanakan jadwal kerja dengan mempertimbangkan prakiraan cuaca untuk menghindari hasil yang tidak optimal.

 

8. Pemasangan Rambu Vertikal Pendukung

 

Marka melintang harus selalu didukung oleh rambu vertikal yang relevan. Contohnya, rambu “STOP” harus dipasang bersamaan dengan garis henti di jalan. Sinergi antara marka horizontal dan rambu vertikal akan memperjelas pesan kepada pengendara dan meningkatkan keselamatan secara keseluruhan.

 

9. Kepatuhan terhadap Regulasi dan Perizinan

 

See also  Penerapan Marka Jalan: 5 Tips Sukses

Setiap proyek pemasangan marka melintang harus didasarkan pada regulasi yang berlaku dan mendapatkan perizinan dari pihak berwenang. Ini memastikan bahwa proyek tersebut sah dan sesuai dengan rencana pembangunan pemerintah. Kontraktor harus selalu merujuk pada Pedoman Teknis Marka Jalan dari Kementerian Perhubungan atau Kementerian PUPR untuk setiap jenis proyek.

Dengan memperhatikan kesembilan hal ini, kontraktor dapat memastikan setiap proyek marka melintang yang dikerjakan tidak hanya memenuhi ekspektasi, tetapi juga memberikan jaminan keselamatan dan kenyamanan bagi penggunanya.

Baca juga : Kertas Polybag: 5 Alasan Mengapa Material Ini Solusi Tepat untuk Bisnis Hijau Anda

Leave a Comment